Sabtu, 21 Juni 2008

KUDA DAN KAMBING

Timothy sangat gembira. Ia baru saja lulus dari sekolah juru masak dengan nilai terbaik. Dan ia mendapat tawaran pekerjaan sebagai juru masak istana! Setelah mohon doa restu pada ibunya, ia berangkat ke istana. Setibanya di sana, telah hadir juga dua orang lulusan sekolah memasak terbaik.

Mereka memulai pekerjaan pertama mereka. Timothy bertugas menyiapkan makanan utama. Kedua kawannya menyiapkan makanan pembuka dan penutup. George, juru masak kepala, memperhatikan hasil kerja mereka. Ia mengangguk-angguk saat melewati dua kawan Timothy. Namun ketika melihat hasil masakan Timothy, ia berhenti dan mengerutkan keningnya.

"Hei, bumbu dagingmu terlalu tebal. Hiasannya juga terlalu lama di lemari pendingin. Lembek. Huh!" cemooh juru masak kepala yang sudah tua itu.

Timothy diam melongo. Wajahnya pucat pasi seketika.
"Dengar baik-baik! Istana hanya butuh seorang juru masak berbakat. Ingat! Hanya seorang! Hati-hatilah!" bentaknya. Timothy hanya menunduk, sedangkan kedua temannya tersenyum penuh kemenangan.

Hari-hari berikutnya, hinaan untuk Timothy semakin banyak. Tomatnya terlalu merah, piringnya terlalu lonjong, kalkun panggangnya kurang satu menit… Dan banyak lagi kesalahan yang dicari-cari. Timothy sangat sedih. Hancurlah impian ibunya untuk melihatnya menjadi orang yang berhasil. Timothy tidak tahan lagi. Ia nekat lari dari istana, kembali pulang ke rumah ibunya.

"Ibuuu..." dipeluknya ibunya dengan perasaan menyesal, karena telah mengecewakannya.

"Apa yang terjadi padamu, Nak?" tanya ibunya lembut.
"Kepala juru masak…membenciku sejak awal. Dia sering mencela…hasil pekerjaanku. Aku… aku akan mengundurkan diri saja..." Timothy terisak.

Ibunya tersenyum mengerti. Dibelainya kepala Timothy, "Anakku tercinta… Bila kau mengendarai kereta yang ditarik seekor kuda dan seekor kambing, mana yang akan kau cambuk supaya kereta berlari lebih kencang?"

Timothy terkejut mendengarnya. Meskipun heran, Timothy menjawab, "Tentu saja kuda, Bu. Karena kuda jauh lebih pandai dan kuat dibanding kambing. Apa maksud Ibu sebenarnya?"
"Anakku, itu sebabnya juru masak kepala mendidikmu lebih keras dari yang lain. Karena kaulah yang terbaik di antara mereka!" ujar ibunya bijaksana.

Timothy tertegun beberapa saat. Namun senyumnya lalu. Ia pun bangkit dengan mantap. "Kalau begitu, aku pergi dulu ya, Bu!"
Sekembalinya ke istana, Timothy menjadi jauh lebih bersemangat. Apapun yang dikatakan George, diterimanya dengan senang hati. George agak heran, lalu bertanya. Timothy menceritakan apa yang dikatakan ibunya.

"Ibumu benar. Ada orang yang dilahirkan untuk menjadi seorang juru masak. Kamulah orangnya. Aku sudah tahu sejak pertama kali melihat masakanmu. Yakinlah, orang sepertimu sangat langka. Belum tentu ada di setiap generasi. Aku sangat beruntung mendapatkanmu, Timothy!" katanya. Ucapan George terdengar sangat jelas, dan merdu di telinga Timothy.

Beberapa tahun kemudian Timothy diangkat menjadi juru masak utama di istana menggantikan George. Masakannya terkenal sampai ke berbagai negeri. Namanya menjadi legenda hingga berabad-abad lamanya.

0 komentar: